Hak Cipta ada pada Moh.Shaiful Fahmi. Diberdayakan oleh Blogger.

Cinta menurut Ibn Qayyim al-Jawziyyah dalam Madarij al-Salikin


Cinta tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Tetapi menurut Ibn Qayyim, cinta dapat dirumuskan dengan memperhatikan turunan kata cinta, mahabbah, dalam bahasa Arab. Mahabbah berasal dari kata hubb.

Ada lima makna untuk akar kata hubb.

Pertama, al-shafâ wa al-bayâdh, putih bersih. Bagian gigi yang putih bersih disebut habab al-asnân.

Kedua, al-‘uluww wa al-zhuhûr, tinggi dan tampak. Bagian tertinggi dari air hujan yang deras disebut habab al-mâi. Puncak gelas atau cawan disebut habab juga.

Ketiga, al-luzûm wa al-tsubût, terus menerus dan menetap. Unta yang menelungkup dan tidak bangkit-bangkit dikatakan habb al-ba’îr.

Keempat, lubb, inti atau saripati sesuatu. Biji disebut habbah karena itulah benih, asal, dan inti tanaman. Jantung hati, kekasih, orang yang tercinta disebut habbat al-qalb.

Kelima, al-hifzh wal-imsâk, menjaga dan menahan. Wadah untuk menyimpan dan menahan air agar tidak tumpah disebut hibb al-mâi.

Marilah kita ukur kecintaan kita kepada Rasulullah saw dengan lima hal di atas.

Pertama, cinta ditandai dengan ketulusan, kejujuran, dan kesetiaan. Anda tidak akan mengkhianati orang yang Anda cintai. Jika Anda mencintai Rasulullah saw, Anda akan tetap setia kepadanya. Anda tidak akan mencampurkan kecintaan Anda kepadanya dengan motif-motif duniawi. Anda akan memberikan seluruh komitmen Anda.

Rasulullah saw pernah menguji kecintaan sahabat sebelum perang Badar. Kepada para sahabat dihadapkan dua pilihan: Menyerang kafilah dagang yang dipimpin Abu Sufyan atau menyerang pasukan Quraisy. Kebanyakan sahabat menghendaki kafilah dagang karena menyerang mereka lebih mudah dan lebih menguntungkan. Nabi saw menghendaki musuh yang akan menyerang Madinah dan berada pada jarak perjalanan tiga hari dari Madinah.

Allah Swt berfirman, “Dan ingatlah ketika Allah menjanjikan kepadamu dari kedua kelompok, yang satu untuk kamu, tetapi kamu menginginkan yang tidak mempunyai senjata untuk kamu. Allah menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan kalimat-Nya dan menghancurkan pusat kekuatan orang-orang kafir.” (QS. Al-Anfal : 7).

Rasulullah Saw bersabda: “Tuhan menjanjikan kepada kalian dua pilihan –menyerang kafilah dagang atau menyerang pasukan Quraisy” Abubakar berdiri, “Ya Rasulallah, itu pasukan Quraisy dengan bala tentaranya. Mereka tidak beriman setelah kafir dan tidak akan merendah setelah perkasa.” Beliau menyuruh Abu Bakar duduk, seraya berkata, “Kemukakan pendapatmu kepadaku.” Umar berdiri dan mengucapkan pendapat sama seperti pendapat Abu Bakar. Rasulullah saw pun menyuruhnya duduk kembali.

Kemudian Miqdad berdiri, “Ya Rasul Allah, memang itulah Quraisy dan bala tentaranya. Kami sudah beriman kepadamu, sudah membenarkanmu, dan kami bersaksi bahwa yang engkau bawa itu adalah kebenaran dari sisi Allah. Demi Allah, jika engkau memerintahkan kami agar kami menerjang pohon yang keras dan duri yang tajam, kami akan bergabung bersamamu. Kami tidak akan berkata seperti Bani Israil kepada Musa –Pergilah kamu bersama Tuhanmu, beperanglah kalian berdua, kami akan duduk di sini saja. Tetapi kami akan berkata: Pergilah engkau bersama Tuhanmu, berperanglah dan kami akan berperang bersamamu.”

Wajah Nabi saw bersinar gembira. Beliau mendoakan Miqdad. Beliau juga meminta pendapat Anshar, kelompok mayoritas yang hadir di situ. Berdirilah Sa’ad bin Mu’adz: “Demi ayah dan ibuku, ya Rasul Allah, sungguh kami sudah beriman kepadamu, membenarkanmu, dan menyaksikan bahwa apa yang engkau bawa itu adalah kebenaran dari Allah. Perintahkan kepada kami apa yang engkau kehendaki... Demi Allah, sekiranya engkau perintahkan kami untuk terjun ke dalam lautan, kami akan terjun ke dalamnya bersamamu. Mudah-mudahan Allah memperlihatkan kepadamu yang menentramkan hatimu. Berangkatlah bersama kami dalam keberkahan dari Allah.” Berangkatlah Rasulullah saw bersama sahabatnya meninggalkan kota Madinah untuk menyongsong musuh yang bersenjata lengkap. Pada waktu itulah turun ayat, “Sebagaimana Tuhanmu mengeluarkan kamu dari rumahmu dengan kebenaran, walaupun sebagian dari kaum mukminin membencinya.” (QS. Al-Anfal: 5).

Sikap Miqdad dan Mu’adz menunjukkan cinta setia mereka kepada Rasulullah saw. Mereka segera menangkap kehendak kekasihnya –Rasulullah saw- dan mereka mengesampingkan tujuan-tujuan duniawi demi membahagiakan Nabi saw yang dicintainya. Di dalamnya juga ada tanda kedua dari cinta, yakni pengutamaan kehendak Rasulullah saw di atas kehendak dan keinginan mereka.

Abdullah bin Hisyam bercerita, “Kami sedang bersama Nabi saw. Ia memegang tangan Umar bin Khaththab.

Umar berkata:" Ya Rasul Allah, engkau lebih aku cintai dari apa pun kecuali dari diriku sendiri".

Nabi saw berkata:" Tidak. Demi yang jiwaku ada di tangan-Nya, belum sempurna iman kamu sebelum aku lebih kamu cintai dari dirimu sendiri".

Umar berkata lagi: "Sekarang memang begitu demi Allah. Sungguh engkau lebih aku cintai dari diriku sendiri".

Nabi saw bersabda: "Sekaranglah, hai Umar.”

Taktala Imam Ali bin Abi Thalib kw ditanya:" Bagaimana kecintaan kalian kepada Rasulullah saw?

Ia menjawab: "Demi Allah, ia lebih kami cintai dari harta kami, anak-anak kami, orang tua kami dan bahkan lebih kami cintai daripada air sejuk bagi orang yang kehausan".

Kebenaran ucapan Imam Ali itu dibuktikan dalam peristiwa Uhud. Kepada seorang sahabat perempuan Anshar diperlihatkan anggota keluarganya yang syahid di situ –ayahnya, saudaranya, dan suaminya.

Ia bertanya: “Bagaimana keadaan Rasulullah saw?”

Orang-orang menjawab: “Ia baik-baik saja, seperti yang engkau sukai.”

Ia berkata lagi: “Tunjukkan beliau kepadaku supaya aku pandangi beliau.” Ketika ia melihatnya, ia berkata: “Sesudah berjumpa denganmu, ya Rasul Allah, semua musibat kecil saja!”

Atau ketika Zaid bin Al-Datsanah ditangkap oleh kaum musyrikin. Sambil tidak henti-hentinya menerima penganiayaan dan siksaan, ia diseret dari Masjidil Haram ke padang pasir untuk dibunuh. Abu Sofyan berkata kepadanya: “Hai Zaid, maukah Muhammad kami ambil dan kami pukul kuduknya, sedangkan engkau berada di tengah keluargamu?” Zaid melonjak, seakan-akan seluruh kekuatannya pulih kembali. Ia membentak: “Tidak, demi Allah. Aku tidak suka duduk bersama keluargaku sementara sebuah duri menusuk Muhammad.” Kata Abu Sufyan: “Aku belum pernah melihat manusia mencintai seseorang seperti sahabat-sahabat Muhammad mencintai Muhammad.”

"Ya Rasulullah, kelak jemputlah siapa saja dari ummatmu yang mencintai Allah dan Rasulnya lebih dari cintanya pada apapun juga termasuk keluarganya dan dirinya sendiri, jemputlah ia yang setia kepadamu, menjalankan sunnah yang engkau tegakkan dan yang senantiasa menggumamkan namamu dengan ber-shalawat kepadamu"

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Syair Sufistik alm. KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)


Astaghfirullah robbal baroya...
Astaghfirullah minal khotoya...
Rabbiziqni ilman nafi’a...
Wa wafiqni amalan sholihan...


Yarosulalloh salammun’alaik…
Yaarofi’asaaniwaddaaroji…


‘atfatayaji rotall ‘aalami…
Yauhailaljuu diwaalkaromi… 2x

Ngawiti ingsun nglaras syi’iran
Kelawan muji maring pengeran
Kang paring rohmat lan kenikmatan
Rino wengine tanpo petungan... 2x

Kumulai menguntai syair
Dengan memuji pada Tuhan
Yang merahmati dan memberi nikmat
Siang malam tanpa hitungan

Duh bolo konco priyo wanito
Ojo mung ngaji syare’at bloko
Gur pinter ndongeng nulis lan moco
Tembe mburine bakal samsoro... 2x

Duhai kawan laki-perempuan
Jangan hanya mengaji syariat belaka
Hanya pandai berdongeng, tulis dan baca
Kelak di belakang bakal sengsara

Akeh kang apal Qur’an haditse
Seneng ngafirke marang liyane
Kafire dewe dak digatekke
Yen isih kotor ati akale... 2x

Banyak yang hafal Al-Qur’an dan haditsnya
Malah suka mengafirkan yang lainnya
Kafirnya sendiri tidak dipedulikan
Jika masih kotor hati dan akalnya

Gampang kabujuk nafsu angkoro
Ing pepaese gebyare ndunyo
Iri lan meri sugihe tonggo
Mulo atine peteng lan nistho... 2x

Mudah ketipu nafsu angkara
Pada rias gebyar dunia
Iri dan dengki harta tetangga
Karena hatinya gelap dan nista

Ayo sedulur jo nglaleake
Wajibe ngaji sak pranatane
Nggo ngandelake iman tauhite
Baguse sangu mulyo matine... 2x

Mari saudara, jangan lupakan
Kewajiban dengan semua aturannya
Demi menebalkan iman tauhidnya
Bajiknya bekal, hati nan mulia

Kang aran soleh bagus atine
Kerono mapan seri ngelmune
Laku thoriqot lan ma’rifate
Ugo hakekot manjing rasane... 2x

Disebut soleh karena bagus hatinya
Karena selaras dengan ilmunya
Menempuh thariqah dan ma’rifatnya
Juga hakikat merasuk jiwanya

Al- Quran qodim wahyu minulyo
Tanpo dinulis biso diwoco
Iku wejangan guru waskito
Den tancepake ing jero dodo... 2x

Al-Qur’an Qodim wahyu mulia
Tanpa ditulis bisa dibaca
Itulah nasehat dari guru waskita
Tancapkan di dalam dada

Kumantil ati lan pikiran
Mrasuk ing badan kabeh jeroan
Mu’jizat rosul dadi pedoman
Minongko dalan manjinge iman... 2x

Merasuk hati dan pikiran
Merasuk badan hingga ke dalam
Mu’jizat Rosul jadi pedoman
Sebagai jalan masuknya iman

Kelawan Alloh kang moho suci
Kudu rangkulan rino lan wengi
Ditirakati diriyadohi
Dzikir lan suluk jo nganti lali... 2x

Bersama Allah Yang Maha Suci
Harus pelukan siang dan malam
Dilakukan dengan tirakat riyadhoh
Dzikir dan suluk janganlah lupa

Uripe ayem rumongso aman
Dununge roso tondo yen iman
Sabar narimo najan pas pasan
Kabeh tinakdir saking pengeran... 2x

Hidupnya damai merasa aman
Sampai dirasa tandanya iman
Sabar dan menerima walau sederhana
Semua hanya takdir dari Pengeran


Ayo lawan konco dulur lan tonggo
Kang podho rukun ojo daksiyo
Iku sunnahe rasul kang mulyo
Nabi Muhammad panutan kita... 2x

Ayo kawan saudara dan tetangga
Yang sama rukun jangan musuhan
Itu Sunnah Rasul yang mulia
Nabi Muhammad Panutan kita

Ayo anglakoni sakabehane
Allah kang ngangkat drajate
Senajan ashor toto dhohire
Ananging mulyo maqom drajate... 2x

Yang bisa menjalankan semuanya
Allahlah yang mengangkat derajatnya
Walau rendah kelihatan tampaknya
Namun mulia maqom derajatnya


Lamun palastro ing pungkasane
Ora kesasar roh lan sukmane
Den gadang Allah swargo manggone
Utuh mayite ugo ulese

Jika di akhir hayatnya
Tak tersesat ruh dan jiwanya
Dihantar Allah syurga tempatnya
Utuh mayatnya dan kafannya

Yarosulalloh salammun’alaik…
Yaarofi’asaaniwaddaaroji…

‘atfatayaji rotall ‘aalami…
Yauhailaljuu diwaalkaromi… 2x

Al – Fatihah...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

MAULANA SYEKH MUHAMMAD HISYAM KABBANI: Tasawuf Adalah Zikir (Wawancara)


Istilah tasawuf sering kali disalah pahami sebagian orang. Mereka memahami tasawuf hanya sebatas duduk sepanjang hari beribadah di masjid. ulu, para ahli sufi adalah pedagang di siang hari dan zuhud di kala malam,’’ ungkap tokoh sufi terkemuka asal Lebanon, Maulana Syekh Muhammad Hisyam Kabbani.

Menurut tokoh penyebar tasawuf di Benua Amerika itu, tasawuf tidak berangkat dari titik hampa. Dasar tasawuf, kata alumnus universitas Al-Azhar, Damaskus, Suriah, itu, disebutkan dua kali dalam Alquran, yakni surah al-Kahf ayat 28 dan surah al-Jin ayat 16:

Isi amar (perintah) itu menyebutkan agar belajar dari para ahli ibadah yang menghabiskan waktu mereka di malam hari untuk ta’abbuddan mengaryakan hidup mereka di kala siang guna bekerja mencari nafkah,’’ ujar Syekh Kabbani kepada wartawan Republika, Nashih Nasrullah.

Murid dari Syekh Abdullah ad-Daghestani dan Syekh Muhammad Nazim al-Haqqani itu menegaskan bahwa tasawuf adalah zikir. Sedangkan, zuhud bisa dimaknai dengan menahan diri dari segala bentuk akhlak yang tercela. Menurutnya, tak sedikit orang yang memahami zuhud dengan meninggalkan dunia lalu menyendiri ( uzlah) di tempat sepi.

Berikut petikan wawancara dengan lulusan American University Beirut, Lebanon, di bidang Kimia dan alumnus Fakultas Kedokteran University of Louvain, Belgia, itu tentang makna tasawuf yang sebenarnya:


Apa hakikat tasawuf dan aktualisasinya dalam konteks kehidupan modern?
Kehidupan modern semestinya mengikuti alur agama, bukan sebaliknya. Dan, Islam adalah tujuan utama. Sekalipun pada dasarnya saya tidak menyebut dinamika kehidupan saat ini dengan istilah modern. Tak lain karena kehidupan dari awal penciptaan Adam AS sampai hari kiamat nanti sejatinya tidak berbeda, masih kehidupan yang sama.

Kehidupan yang ada ialah fase peralihan antara dunia dan akhirat. Di fase inilah, kita wajib menaati apa yang diperintahkan oleh Allah. Melaksanakan kelima rukun Islam dan meyakini keenam rukun iman. Tak ketinggalan di aspek ihsan, seyogianya kita jalani langkah-langkah menyucikan jiwa ( tazkiyat an-nafs) dari segala bentuk sifat tercela. Inilah pada dasarnya makna dan inti tasawuf. Hakikat tasawuf bukanlah hal yang baru. Tidak ada yang berubah dari tasawuf sejak masa Rasulullah hingga periode sekarang.

Lantas, apa dasar kemurnian (ashalat) tasawuf dalam koridor yang Syekh sebutkan?
Tasawuf tidak berangkat dari titik hampa. Dasar tasawuf disebutkan dua kali dalam Alquran. Pertama, saat Allah memerintah Rasulullah untuk memperhatikan para ahlu shufah dalam surah al-Kahfi ayat 28, yang berbunyi: “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya”.

Sedang ayat yang kedua terdapat pada surah al-Jin ayat 16: “Dan bahwasanya, jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezki yang banyak). Perintah ini ditujukan secara umum, baik untuk Rasulullah maupun umatnya.” Isi amar(perintah) itu menyebutkan agar belajar dari para ahli ibadah yang menghabiskan waktu mereka di malam hari untuk ta’abbuddan mengaryakan hidup mereka di kala siang guna bekerja mencari nafkah. Tidak sebagaimana yang disalahpahami sebagian orang. Mereka memahami tasawuf sebatas duduk sepanjang hari beribadah di masjid. Dulu, para ahli sufi adalah pedagang di siang hari dan para zuhud di kala malam.

Tasawuf adalah zikir. Hal ihwal zikir banyak disebutkan dalam Alquran. Tidak ada yang baru. Tak seorang pun laik berasumsi tasawuf ialah perkara baru. Apabila mereka benar-benar mengerti Alquran dan hadis ditambah dengan penguasaan pendapat para imam, seperti Abu Hanifah, Malik, Syafi’i, dan Hanbali, terkait tasawuf, maka asumsi-asumsi miring tentang tasawuf tak akan pernah muncul.

Lalu, mengapa banyak penggunaan simbol-simbol dalam tasawuf?
Kita tidak pernah bersinggungan dengan simbol dan istilah-istilah itu. Tanyakan kepada mereka yang melontarkan. Prinsip kita selaras dengan syariah. Tiap hal yang keluar dari syariah, kita tolak, baik dalam tarekat Naqsyabandiyah maupun mayoritas tarekat yang pernah ada. Perkara yang sesuai syarat sebagaimana berlaku di empat mazhab, maka kita sambut. Jangan berbicara dengan saya tentang wihdat al-wujudIbnu Arabi ataupun teori-teori teosofi lainnya. Kita tidak terima!

Dalam bertasawuf dituntut keberadaan mursyid, menurut Syekh?
Siapa yang bilang ada tuntutan itu. Keberadaan mursyid bukan syarat utama bertasawuf. Sangat mungkin Anda bertasawuf dengan menyucikan dan memperbaiki akhlak Anda tanpa bimbingan syekh. Kecuali, jika kondisi memang mendorong Anda untuk mengikuti seorang syekh, seperti khawatir tergelincir, dalam keadaan seperti ini sebaiknya Anda mengikuti dan bertaklid kepada syekh, baik dalam amalan maupun wirid-wirid.

Jika tidak, tempalah diri Anda sendiri dengan akhlak-akhlak yang mulia. Tetapi, coba Anda renungkan hikmah di balik Allah mengutus Jibril untuk menyampaikan wahyu kepada Rasulullah. Mengapa harus melalui Jibril? Apakah Allah tidak mampu, sampai mesti menempatkan Jibril sebagai perantara? Bukankah Allah pernah secara langsung berbicara kepada Musa AS?

Ada satu pelajaran yang hendak Allah sampaikan, jika ingin konsisten dan berkomitmen, laksanakan ajaran agama dan ikutilah sosok yang dapat dijadikan sebagai pembimbing. Sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah dalam soal wahyu ataupun tatkala hijrah ke Madinah. Beliau meminta Abu Bakar as-Shiddiq untuk mengarahkan jalan. Terlebih dengan masalah penempaan spiritual. Dalam kondisi tertentu sangat memerlukan pembimbing karena dinamikanya sulit dan berliku. Alangkah lebih baik dan berhati-hati jika Anda berguru kepada seorang syekh. Tugas syekh adalah membimbing dan mengarah kan. Tidak lebih dan tidak kurang.

Bagaimana Syekh memaknai zuhud dalam konteks kekinian?
Zuhud saat ini bisa kita maknai dengan menahan diri dari segala bentuk akhlak yang tercela. Zuhud dari segala apa yang dilarang oleh Allah. Berzuhudlah dalam hal itu. Zuhud yang hakiki ialah zuhud dengan pengertian ini. Jangan ikuti perbuatan-perbuatan mungkar. Lakukan amalan-amalan terpuji dan perbuatan yang diperintahkan.

Tak sedikit orang yang memahami zuhud adalah meninggalkan dunia lalu menyendiri (uzlah) di tempat sepi. Zuhud yang utama justru adalah berinteraksi dengan sesama manusia sembari terus berzikir kepada Allah. Zuhud seperti ini jauh lebih bermanfaat bagi Anda dan mereka. Pemahaman zuhud yang menafikan kehidupan dunia adalah distorsi yang berusaha dimasukkan di luar pegiat tasawuf. Padahal pada intinya, zuhud adalah meninggalkan larangan dan menjalani perintah.

Perbincangan terhenti sejenak. Seorang pengikut tarekat Naqsyabandiyah dari Sukabumi, Jawa Barat, bertandang ke Syekh. Tujuan kedatangannya untuk meminta sanad tarekat yang ia tekuni. Tanpa berpikir panjang, Syekh pun lantas memberikan sanad dan izin untuk menyebarkan tarekat Naqsyabandiyah di wilayahnya. Belum lama tamu tersebut beranjak, sepasang calon suami istri yang berencana melangsungkan pernikahan pada bulan haji mendatang meminta nasihat kepada Syekh. Syekh lalu memberi petuah bijak tentang kunci keluarga sakinah. “Jangan bertengkar,” ujarnya. Perteng karan hanya akan membuahkan kebencian. Dalam keluarga kedua pasangan adalah mitra, tempat saling berbagi. Berbagai masalah diselesaikan dengan arif, tanpa mengedepankan ego dan emosi masing-masing. “Terapkan agama dalam keluarga,” imbuh Syekh.

Suasana hikmat itu berganti ceria dan kebahagian. Sosok alim Syekh menyimpan sisi manusiawi yang humoris. Sutradara dan artis kawakan, Dedy Mizwar, menyusul kemudian untuk menghadap dan berbincang dengan Syekh. Syekh melontarkan humor ringan, tapi memberikan wawasan dan pengetahuan. Syekh menguraikan asal kata Mizwarmenurut etimologi bahasa Arab, berikut kata-kata yang hampir berdekatan dengan kata Mizwar. Mizwarberarti orang yang suka berkunjung atau bepergian. Sedang miswak adalah orang yang suka bersiwak. Adapun Mizwar bermakna orang yang suka kawin. “Manakah nama Anda,” seloroh Syekh yang diikuti tawa para tamu.

Gerakan tasawuf konon hingga sekarang menjadi daya pendorong perubahan, menurut Syekh?
Anda perlu ingat, tasawuf bukan gerakan. Tetapi, tasawuf adalah aktualisasi agama. Selama tidak ada pelaksanaan ihsan dan penempaan akhlak, maka bukan berarti tasawuf. Ihsan yang dimaksud sebagaimana ditegaskan dalam sebuah hadis, yakni menyembah Allah seolah-olah kita melihat-Nya. Jika tidak, bersikaplah seakan Allah melihat tiap gerakan kita. Sekali lagi, tasawuf bukan gerakan, melainkan bagian yang tak terlepas dari agama. Alasan inilah yang mendasari Syekh Al-Azhar, Kairo, Mesir, Prof Ahmed El Thayyib, untuk membentuk Asosiasi Muslim Sufi pertama di dunia.

Asosiasi itu mengumpulkan para sufi di bawah satu komando untuk menunjukkan nilai-nilai tasawuf di tengah-tengah konspirasi kubu yang kontra terhadap tasawuf. Kini posisi tasawuf semakin jelas. Tasawuf kembali seperti posisi semula dalam agama.

Maqam tasawuf paling dasar adalah tobat, bagaimana kriteria tobat yang diterima?
Tobat selalu diterima oleh Allah. Jangan mengira tobat hamba akan ditolak. Selama Anda niat sepenuh hati untuk bertobat atas perbuatan dosa atau khilaf yang Anda lakukan, Allah akan ampuni segenap dosa. Sebagaimana firman-Nya, “Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS az-Zumar [39]: 53).

Jangan berputus asa dari rahmat Allah. Teruslah berusaha dan mintalah selalu pengampunan. Para sahabat tiap kali berbuat salah pergi ke Rasulullah dan beristighfar di hadapannya. Kisah ini tertuang apik dalam Alquran. Rasulullah pun memintakan ampun kepada Allah bagi mereka. Kini, para ulama juga menilai memintakan ampun terhadap Rasulullah juga menjadi syarat penting diterimanya tobat.

Apa petuah Syekh untuk umat Islam di Indonesia?
Bersatulah! Taati Allah, Rasul, dan para ulil amri. Perhatikan dan cermati kemelut perpolitikan serta perang saudara yang kini berkecamuk di Dunia Arab, sesama umat Islam saling bunuh. Jangan tiru mereka. Selesaikan segala persoalan dengan arif dan bijaksana. Terlebih sekarang, fitnah kian marak di tengahtengah hidup manusia.

Fitnah yang ada kini tidak memandang usia, tempat, ataupun kondisi. Ini pertanda dekatnya hari akhir. Jangan keluar rumah tanpa keperluan mendesak. Untuk stabilitas ekonomi Indonesia, saya sarankan agar berinvestasi emas. Akan datang masa tatkala mata uang tak lagi bernilai. Kita tidak ingin Indonesia menjadi Zimbabwe berikutnya. Mata uang di sana tak berharga. Nominal triliunan nilainya tak sebanding, uang mereka jatuh. Investasilah pada emas. Insya Allah bangsa Indonesia akan selamat. ed: heri ruslan

Sumber : Republika Online

Kunjungan Syeikh Hisyam Kabbani

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS