Istilah
tasawuf sering kali disalah pahami sebagian orang. Mereka memahami tasawuf
hanya sebatas duduk sepanjang hari beribadah di masjid. ulu, para ahli sufi
adalah pedagang di siang hari dan zuhud di kala malam,’’ ungkap tokoh sufi
terkemuka asal Lebanon, Maulana Syekh Muhammad Hisyam Kabbani.
Menurut
tokoh penyebar tasawuf di Benua Amerika itu, tasawuf tidak berangkat dari titik
hampa. Dasar tasawuf, kata alumnus universitas Al-Azhar, Damaskus, Suriah, itu,
disebutkan dua kali dalam Alquran, yakni surah al-Kahf ayat 28 dan surah al-Jin
ayat 16:
Isi amar
(perintah) itu menyebutkan agar belajar dari para ahli ibadah yang menghabiskan
waktu mereka di malam hari untuk ta’abbuddan mengaryakan hidup mereka di kala
siang guna bekerja mencari nafkah,’’ ujar Syekh Kabbani kepada wartawan
Republika, Nashih Nasrullah.
Murid dari
Syekh Abdullah ad-Daghestani dan Syekh Muhammad Nazim al-Haqqani itu menegaskan
bahwa tasawuf adalah zikir. Sedangkan, zuhud bisa dimaknai dengan menahan diri
dari segala bentuk akhlak yang tercela. Menurutnya, tak sedikit orang yang
memahami zuhud dengan meninggalkan dunia lalu menyendiri ( uzlah) di tempat
sepi.
Berikut
petikan wawancara dengan lulusan American University Beirut, Lebanon, di bidang
Kimia dan alumnus Fakultas Kedokteran University of Louvain, Belgia, itu
tentang makna tasawuf yang sebenarnya:
Apa hakikat
tasawuf dan aktualisasinya dalam konteks kehidupan modern?
Kehidupan
modern semestinya mengikuti alur agama, bukan sebaliknya. Dan, Islam adalah
tujuan utama. Sekalipun pada dasarnya saya tidak menyebut dinamika kehidupan
saat ini dengan istilah modern. Tak lain karena kehidupan dari awal penciptaan
Adam AS sampai hari kiamat nanti sejatinya tidak berbeda, masih kehidupan yang
sama.
Kehidupan
yang ada ialah fase peralihan antara dunia dan akhirat. Di fase inilah, kita
wajib menaati apa yang diperintahkan oleh Allah. Melaksanakan kelima rukun
Islam dan meyakini keenam rukun iman. Tak ketinggalan di aspek ihsan,
seyogianya kita jalani langkah-langkah menyucikan jiwa ( tazkiyat an-nafs) dari
segala bentuk sifat tercela. Inilah pada dasarnya makna dan inti tasawuf.
Hakikat tasawuf bukanlah hal yang baru. Tidak ada yang berubah dari tasawuf
sejak masa Rasulullah hingga periode sekarang.
Lantas, apa
dasar kemurnian (ashalat) tasawuf dalam koridor yang Syekh sebutkan?
Tasawuf
tidak berangkat dari titik hampa. Dasar tasawuf disebutkan dua kali dalam
Alquran. Pertama, saat Allah memerintah Rasulullah untuk memperhatikan para
ahlu shufah dalam surah al-Kahfi ayat 28, yang berbunyi: “Dan
bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi
dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya”.
Sedang ayat
yang kedua terdapat pada surah al-Jin ayat 16: “Dan bahwasanya,
jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam),
benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezki yang
banyak). Perintah ini ditujukan secara umum, baik untuk Rasulullah maupun
umatnya.” Isi amar(perintah) itu menyebutkan agar belajar dari para ahli ibadah
yang menghabiskan waktu mereka di malam hari untuk ta’abbuddan mengaryakan
hidup mereka di kala siang guna bekerja mencari nafkah. Tidak sebagaimana yang
disalahpahami sebagian orang. Mereka memahami tasawuf sebatas duduk sepanjang
hari beribadah di masjid. Dulu, para ahli sufi adalah pedagang di siang hari
dan para zuhud di kala malam.
Tasawuf
adalah zikir. Hal ihwal zikir banyak disebutkan dalam Alquran. Tidak ada yang
baru. Tak seorang pun laik berasumsi tasawuf ialah perkara baru. Apabila mereka
benar-benar mengerti Alquran dan hadis ditambah dengan penguasaan pendapat para
imam, seperti Abu Hanifah, Malik, Syafi’i, dan Hanbali, terkait tasawuf, maka
asumsi-asumsi miring tentang tasawuf tak akan pernah muncul.
Lalu,
mengapa banyak penggunaan simbol-simbol dalam tasawuf?
Kita tidak
pernah bersinggungan dengan simbol dan istilah-istilah itu. Tanyakan kepada
mereka yang melontarkan. Prinsip kita selaras dengan syariah. Tiap hal yang
keluar dari syariah, kita tolak, baik dalam tarekat Naqsyabandiyah maupun mayoritas
tarekat yang pernah ada. Perkara yang sesuai syarat sebagaimana berlaku di
empat mazhab, maka kita sambut. Jangan berbicara dengan saya tentang wihdat
al-wujudIbnu Arabi ataupun teori-teori teosofi lainnya. Kita tidak terima!
Dalam
bertasawuf dituntut keberadaan mursyid, menurut Syekh?
Siapa yang
bilang ada tuntutan itu. Keberadaan mursyid bukan syarat utama bertasawuf.
Sangat mungkin Anda bertasawuf dengan menyucikan dan memperbaiki akhlak Anda
tanpa bimbingan syekh. Kecuali, jika kondisi memang mendorong Anda untuk
mengikuti seorang syekh, seperti khawatir tergelincir, dalam keadaan seperti
ini sebaiknya Anda mengikuti dan bertaklid kepada syekh, baik dalam amalan
maupun wirid-wirid.
Jika tidak,
tempalah diri Anda sendiri dengan akhlak-akhlak yang mulia. Tetapi, coba Anda
renungkan hikmah di balik Allah mengutus Jibril untuk menyampaikan wahyu kepada
Rasulullah. Mengapa harus melalui Jibril? Apakah Allah tidak mampu, sampai
mesti menempatkan Jibril sebagai perantara? Bukankah Allah pernah secara langsung
berbicara kepada Musa AS?
Ada satu
pelajaran yang hendak Allah sampaikan, jika ingin konsisten dan berkomitmen,
laksanakan ajaran agama dan ikutilah sosok yang dapat dijadikan sebagai
pembimbing. Sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah dalam soal wahyu ataupun
tatkala hijrah ke Madinah. Beliau meminta Abu Bakar as-Shiddiq untuk
mengarahkan jalan. Terlebih dengan masalah penempaan spiritual. Dalam kondisi
tertentu sangat memerlukan pembimbing karena dinamikanya sulit dan berliku.
Alangkah lebih baik dan berhati-hati jika Anda berguru kepada seorang syekh.
Tugas syekh adalah membimbing dan mengarah kan. Tidak lebih dan tidak kurang.
Bagaimana
Syekh memaknai zuhud dalam konteks kekinian?
Zuhud saat
ini bisa kita maknai dengan menahan diri dari segala bentuk akhlak yang
tercela. Zuhud dari segala apa yang dilarang oleh Allah. Berzuhudlah dalam hal
itu. Zuhud yang hakiki ialah zuhud dengan pengertian ini. Jangan ikuti
perbuatan-perbuatan mungkar. Lakukan amalan-amalan terpuji dan perbuatan yang
diperintahkan.
Tak sedikit
orang yang memahami zuhud adalah meninggalkan dunia lalu menyendiri (uzlah) di
tempat sepi. Zuhud yang utama justru adalah berinteraksi dengan sesama manusia
sembari terus berzikir kepada Allah. Zuhud seperti ini jauh lebih bermanfaat bagi
Anda dan mereka. Pemahaman zuhud yang menafikan kehidupan dunia adalah distorsi
yang berusaha dimasukkan di luar pegiat tasawuf. Padahal pada intinya, zuhud
adalah meninggalkan larangan dan menjalani perintah.
Perbincangan
terhenti sejenak. Seorang pengikut tarekat Naqsyabandiyah dari Sukabumi, Jawa
Barat, bertandang ke Syekh. Tujuan kedatangannya untuk meminta sanad tarekat
yang ia tekuni. Tanpa berpikir panjang, Syekh pun lantas memberikan sanad dan
izin untuk menyebarkan tarekat Naqsyabandiyah di wilayahnya. Belum lama tamu
tersebut beranjak, sepasang calon suami istri yang berencana melangsungkan
pernikahan pada bulan haji mendatang meminta nasihat kepada Syekh. Syekh lalu
memberi petuah bijak tentang kunci keluarga sakinah. “Jangan bertengkar,” ujarnya.
Perteng karan hanya akan membuahkan kebencian. Dalam keluarga kedua pasangan
adalah mitra, tempat saling berbagi. Berbagai masalah diselesaikan dengan arif,
tanpa mengedepankan ego dan emosi masing-masing. “Terapkan agama dalam
keluarga,” imbuh Syekh.
Suasana
hikmat itu berganti ceria dan kebahagian. Sosok alim Syekh menyimpan sisi
manusiawi yang humoris. Sutradara dan artis kawakan, Dedy Mizwar, menyusul
kemudian untuk menghadap dan berbincang dengan Syekh. Syekh melontarkan humor
ringan, tapi memberikan wawasan dan pengetahuan. Syekh menguraikan asal kata
Mizwarmenurut etimologi bahasa Arab, berikut kata-kata yang hampir berdekatan
dengan kata Mizwar. Mizwarberarti orang yang suka berkunjung atau bepergian.
Sedang miswak adalah orang yang suka bersiwak. Adapun Mizwar bermakna orang
yang suka kawin. “Manakah nama Anda,” seloroh Syekh yang diikuti tawa para
tamu.
Gerakan
tasawuf konon hingga sekarang menjadi daya pendorong perubahan, menurut Syekh?
Anda perlu
ingat, tasawuf bukan gerakan. Tetapi, tasawuf adalah aktualisasi agama. Selama
tidak ada pelaksanaan ihsan dan penempaan akhlak, maka bukan berarti tasawuf.
Ihsan yang dimaksud sebagaimana ditegaskan dalam sebuah hadis, yakni menyembah
Allah seolah-olah kita melihat-Nya. Jika tidak, bersikaplah seakan Allah
melihat tiap gerakan kita. Sekali lagi, tasawuf bukan gerakan, melainkan bagian
yang tak terlepas dari agama. Alasan inilah yang mendasari Syekh Al-Azhar,
Kairo, Mesir, Prof Ahmed El Thayyib, untuk membentuk Asosiasi Muslim Sufi
pertama di dunia.
Asosiasi itu
mengumpulkan para sufi di bawah satu komando untuk menunjukkan nilai-nilai
tasawuf di tengah-tengah konspirasi kubu yang kontra terhadap tasawuf. Kini
posisi tasawuf semakin jelas. Tasawuf kembali seperti posisi semula dalam
agama.
Maqam tasawuf
paling dasar adalah tobat, bagaimana kriteria tobat yang diterima?
Tobat selalu
diterima oleh Allah. Jangan mengira tobat hamba akan ditolak. Selama Anda niat
sepenuh hati untuk bertobat atas perbuatan dosa atau khilaf yang Anda lakukan,
Allah akan ampuni segenap dosa. Sebagaimana firman-Nya, “Sesungguhnya Allah
mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang”. (QS az-Zumar [39]: 53).
Jangan
berputus asa dari rahmat Allah. Teruslah berusaha dan mintalah selalu
pengampunan. Para sahabat tiap kali berbuat salah pergi ke Rasulullah dan
beristighfar di hadapannya. Kisah ini tertuang apik dalam Alquran. Rasulullah
pun memintakan ampun kepada Allah bagi mereka. Kini, para ulama juga menilai
memintakan ampun terhadap Rasulullah juga menjadi syarat penting diterimanya
tobat.
Apa petuah Syekh
untuk umat Islam di Indonesia?
Bersatulah!
Taati Allah, Rasul, dan para ulil amri. Perhatikan dan cermati kemelut
perpolitikan serta perang saudara yang kini berkecamuk di Dunia Arab, sesama
umat Islam saling bunuh. Jangan tiru mereka. Selesaikan segala persoalan dengan
arif dan bijaksana. Terlebih sekarang, fitnah kian marak di tengahtengah hidup
manusia.
Fitnah yang
ada kini tidak memandang usia, tempat, ataupun kondisi. Ini pertanda dekatnya
hari akhir. Jangan keluar rumah tanpa keperluan mendesak. Untuk stabilitas
ekonomi Indonesia, saya sarankan agar berinvestasi emas. Akan datang masa
tatkala mata uang tak lagi bernilai. Kita tidak ingin Indonesia menjadi
Zimbabwe berikutnya. Mata uang di sana tak berharga. Nominal triliunan nilainya
tak sebanding, uang mereka jatuh. Investasilah pada emas. Insya Allah bangsa
Indonesia akan selamat. ed: heri ruslan
Kunjungan Syeikh Hisyam Kabbani
0 komentar:
Posting Komentar
Kritik, dan saran sahabat-sahabat sangat saya butuhkan demi menambah wawasan dan menjadikan blog ini lebih baik kedepan.